31.6 C
Jakarta
Jumat, 19 April, 2024

Harapan Baru Fintech di Era Pemerintahan Jokowi Jilid 2

duniafintech.com – Industri bisnis financial technology (fintech) dinilai mempunyai peluang yang cukup besar untuk tumbuh seiring langkah pemerintahan baru. Hal ini merupakan harapan baru fintech dalam pemerintahan kabinet Joko Widodo jilid 2 yang berfokus pada pertumbuhan usaha menengah, kecil, dan mikro atau UMKM.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Andreas Eddy Susetyo mengatakan bahwa fintech dapat memperluas akses penyaluran pembiayaan karena dapat menjangkau segmen masyarakat yang belum tersentuh layanan pembiayaan konvensional. Hal tersebut dapat mendorong akses pelaku UMKM di berbagai wilayah terhadap sumber modal.

Kehadiran KH Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden terpilih melengkapi visi misi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Mantan ketua umum MUI digadang-gadang akan membawa arah baru bagi ekonomi khususnya di sektor syariah dalam program Nawa Cita Jilid II. Sehingga melengkapi harapan baru fintech untuk terus berkembang.

Baca Juga :

Harapan baru fintech terus menyeruak pascapilpres yang memakan energi dan emosi yang besar. Betapa tidak pascapilpres ini banyak tagihan secara politik yang harus ditunaikan salah satunya dibidang financial technology. Harapan itu akan semakin erat apabila kedua tokoh ini dapat memberikan energi positif bagi pengembangan fintech di Indonesia.

Lemahnya regulasi dan aturan pemerintah menjadi hambatan industri financial technology untuk terus berkembang. Dalam hal ini industri fintech juga harus didukung oleh aturan yang disusun oleh regulator seperti Bank Indonesia bagi fintech pembayaran dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagi P2P lending dan equity crowdfunding. Selain itu, terkait dengan aspek kerahasiaan dalam pemanfaatan data pribadi, diatur oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) agar lebih diperhatikan.

Presiden RI Joko Widodo mengatakan dalam debat pilpres 2019 lalu, fokus pemerintah saat ini adalah mendorong transformasi ekonomi. Indonesia harus bertransformasi dari ketergantungan terhadap sumber daya alam (SDA) menjadi negara dengan manufaktur dan sektor jasa berdaya saing. Menghadapi dunia yang penuh risiko, dinamis, dan kompetitif. Oleh karena itu, Indonesia perlu terus mengembangkan cara-cara dan nilai-nilai baru dalam mendorong kinerja perekonomian.

-Vidia Hapsari-

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE