32.7 C
Jakarta
Jumat, 19 April, 2024

Masa Depan Akuntansi dalam Era Fintech

BATASAN BARU, TEKNOLOGI, DAN KEAMANAN SIBER: Akuntan berhadapan langsung dengan penipuan (fraud) dan kejahatan siber Permintaan tinggi untuk keterampilan interpersonal yang kuat dan kemampuan berbahasa Inggris

duniafintech.com – Jakarta. Menurut Dr. David Bond, Dosen senior di University of Technology Sydney, seorang akuntan memiliki peran penting dalam membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko secara cepat. Lantas bagaimana dengan masa depan akuntansi?

Dr. David Bond Berbicara Tentang Masa Depan Akuntansi

Dr. Bond mengunjungi Indonesia pada 28 Februari untuk mengisi rangkaian kegiatan kuliah dan berkolaborasi dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

Kegiatan ini membahas tentang perubahan peran akuntan dan sebagai bentuk usaha untuk mendorong lebih banyak siswa untuk belajar akuntansi.

“Di sisi lain, aspek tradisional akuntansi yang berkaitan dengan angka-angka telah begitu cepat diotomatisasi. Saat ini masa depan seorang akuntan sebagai penasihat bisnis terpercaya tetap cerah,” kata Dr. Bond.

Di Indonesia, sektor usaha kecil dan menengah memiliki arah perkembangan yang sangat positif, tetapi laju pertumbuhan tersebut terhambat oleh kurangnya tenaga akuntan profesional. Dimana Indonesia memiliki jumlah akuntan profesional dengan proporsi terkecil di wilayah Asia Tenggara.

Hasil studi yang dilakukan oleh International Academic Institute for Science and Technology menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan lebih dari 200.000 akuntan profesional. Namun kenyataannya saat ini Indonesia hanya memiliki sekitar 10.000 akuntan professional.

Masalah tersebut akan menimbulkan risiko di masa depan jika dibiarkan berlanjut. Menurut sebuah studi pada tahun 2018 oleh Universitas Negeri Malang terdapat kekurangan lulusan akuntansi yang bergabung dengan 500 firma akuntan publik di Indonesia.

Teknologi dan Keamanan Siber – Batasan Baru untuk Masa Depan Akuntansi

“Dewasa ini, akuntan memiliki peran penting dalam membantu mencegah penipuan dan melindungi perusahaan dari beragam bentuk kejahatan siber. Mereka dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi risiko terkait penipuan di lingkup internal, eksternal, pembuat kebijakan, dan menjaga reputasi perusahaan,” ujar Dr. Bond.

Perkembangan yang cepat dari komputasi berbasis cloud dan kebebasan karyawan untuk menggunakan perangkat mereka sendiri untuk mengakses sistem bisnis, meningkatkan kerentanan sistem yang sebelumnya sulit diakses.

“Organisasi menghadapi beragam masalah baru yang terus mengancam, seperti virus (malware), serangan terhadap infrastruktur, pembobolan data, dan penipuan pembayaran (fraud),”jelas Dr. Bond.

“Kejahatan siber sering bersifat oportunistik, tetapi semakin canggih dan semakin sulit untuk dideteksi serta dicegah. Dari seluruh sektor perusahaan perlu bekerja lebih keras dan lebih pintar untuk mengurangi motivasi, peluang dan akses penipuan.”

Firma Akuntan, pajak, dan jasa keuangan juga tidak luput dari risiko bahaya kejahatan siber itu sendiri, dengan potensi pembobolan data dan akses yang tidak sah ke pembukuan yang menciptakan potensi penipuan pengembalian pajak dan pensiun, pencurian identitas serta penipuan finansial terhadap klien.

“Sangatlah penting bagi perusahaan untuk menanggapi setiap tindakan pembobolan data dan penipuan. Untuk itu dibutuhkan pemahaman yang lebih dalam mengenai persyaratan pelaporan yang memenuhi peraturan penalti, kompensasi, dan pelanggaran kontrak yang terkait dengan kerugian awal,” jelas Dr. Bond.

Keterampilan untuk Akuntan Masa Depan

Akuntandi masa depan tidak hanya harus pandai berhitung. Namun, dituntut untuk lebih memahami teknologi, menurut UTS, kebutuhan akuntan dengan keterampilan interpersonal yang kuat akan sangat penting.

“Akuntan yang paling dicari adalah mereka yang menawarkan nilai bisnis nyata dan pemahaman terhadap klien yang mendalam – mereka akan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, pemikiran yang kritis, memiliki empati dan kreativitas – benar-benar mampu memahami dan bermitra dengan rekan bisnis.”

Dikarenakan perubahan yang cepat dan kurangnya sumber daya dari profesi ini, Dr. Bond bersemangat mendorong lebih banyak pemuda Indonesia untuk memilih akuntansi sebagai pilihan karir yang menarik dan menginspirasi.

“Akuntan saat ini berada di garis depan bisnis dan pemerintahan dengan tugas mengidentifikasi dan mengatasi banyak tantangan serta risiko. Dengan mengabungkan pendidikan akuntansi yang berkualitas, pengembangan keterampilan interpersonal yang kuat, kemampuan berbahasa Inggris yang baik, keragaman pengalaman dan memiliki pikiran yang  terbuka adalah resep untuk meniti karir yang luar biasa,” tutupnya.

-Press Release-

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE