30.8 C
Jakarta
Jumat, 29 Maret, 2024

QLAPA TERIMA PENDANAAN SERI A

duniafintech.com – Baru-baru ini, Qlapa mendapatkan pendanaan seri A dari Aavishkaar Frontier Funds dan Kapan Lagi Network. Pendanaan kali ini dipimpin oleh Aavishkaar Frontier Funds (AFF) dari India dan terlibat juga investor sebelumnya Kapan Lagi Network (KLN) namun dengan persentase minor.

Qlapa merupakan platform e-commerce asal Indonesia yang menawarkan barang-barang kerajinan. Qlapa memungkinkan masyarakat untuk membeli produk-produk kerajinan langsung dari perajin yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Meski relatif baru, Qlapa mengklaim telah memiliki ribuan produk kerajinan tangan yang berasal dari ratusan perajin lokal.

Tidak ada angka yang diinformasikan untuk pendanaan kali ini. Yang jelas disampaikan oleh CEO Qlapa Benny Fajarai bahwa pendanaan kali ini akan digunakan untuk meningkatkan layanan dan juga menambah talenta-talenta yang ada.

Sebelumnya di awal tahun lalu, dalam seed funding Qlapa juga berhasil mendapatkan suntikan dana hanya dua bulan sejak diluncurkan. Perolehan pendanaan tahap awal kala itu bersumber dari tiga investor sekaligus, yakni Global Founders Capital, Ideosource, dan angel investor Budi Setiadharma. Tidak disebutkan pula berapa nilai investasi yang diperoleh startup yang didirikan oleh Benny Fajarai dan Fransiskus Xaverius itu. Yang jelas, dana tersebut digunakan untuk membangun tim yang kuat serta meningkatkan suplai dan permintaan akan produk kerajinan lokal yang dijual di Qlapa.

Masing-masing investor mewakili value dan network yang berbeda-beda,” jelas Benny.

Seperti telah disebutkan di atas, selain VC Global Founders Capital dan Ideasource, salah satu investor dalam putaran pendanaan ini adalah Budi Setiadharma, Presiden Komisaris PT Astra International. Sebelumnya, Budi pernah mengucurkan pendanaan awal kepada KerjaDulu, platform bagi para pencari dan penyedia kerja untuk saling berkomunikasi.

Dalam kurun waktu satu setengah tahun kemudian, Qlapa disebutkan telah berhasil mengalami peningkatan dan mulai mendapatkan tempat di pasar.

Kami sangat senang dengan progres ini dan dengan pendanaan putaran ini kami akan dapat dengan cepat memperluas sisi supply dan demand marketplace kami, “ ujar Benny.

Dalam perjalanannya sejauh ini, Qlapa telah mempunyai lebih dari 4.000 pengrajin yang dikurasi dalam platform-nya. Mereka juga menyebutkan telah berhasil menjual lebih dari 65.000 barang-barang kerajinan.

Qlapa masih percaya diri untuk bisa terus menjalankan bisnisnya. Karena selain harga yang “masuk akal”, mereka juga menjalin kerja sama dengan pengrajin-pengrajin terbaik. Dengan demikian produk yang dihasilkan merupakan produk terbaik dan unik sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Qlapa juga tidak menarik keuntungan terlalu tinggi, 10% dari setiap transaksi merupakan angka yang dirasa cukup untuk barang-barang yang dijual.

Sementara untuk rencana ke depan Benny menjelaskan pihaknya ingin melipatgandakan jumlah tim dan juga berencana untuk segera pindah ke kantor yang lebih besar.

Kami akan memperluas ke beberapa kategori seperti food dan beverages (makanan tradisional dan lainnya),  peralatan mandi dan kecantikan (sabun handmade dan lainnya),” imbuh Benny.

Animo masyarakat Indonesia terhadap kerajinan lokal bisa dibilang cukup tinggi. Inacraft, pameran produk kerajinan tangan terbesar di Indonesia adalah salah satu bukti nyata. Berdasarkan data yang dilansir dari Tempo, pada tahun 2015, Inacraft berhasil menarik lebih dari 1.450 peserta, dengan target pengunjung mencapai 200.000, dan target omzet transaksi penjualan untuk ritel sebesar Rp127 miliar.

Source: mph-bali.org

Written by: Sebastian Atmodjo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE